Monday, October 18, 2010

PERAN (ROLE)

Sumber: Fundamental Keperawatan Potter and Perry
v  Definisi Peran : pola perilaku seseorang dalam kelompok social atau situasi tertentu / harapan / standar perilaku ditetapkan melalui sosialisasi.

v  Sosialisasi merupakan proses penerimaan perilaku yaitu:
1.       Reinforcement-extinction: perilaku tertentu yang harus dilakukan atau harus dihindari.
2.       Inhibisi: memperbaikai perilaku.
3.       Subtitusi: mengganti perilaku yang member kepuasan pribadi yang sama.
4.       Imitasi: mendapat pengetahuan, ketrampilan, perilaku dari anggota social atau cultural.
5.       Identifikasi: memasukkan keyakinan, perilaku, nilai menjadi ekspresi diri yang unik dan personal.

v  Agar peran menjadi efektif, seseorang harus:
1.       Mengetahui perilaku dan nilai yang diharapkan.
2.       Mempunyai kenginan dan untuk memastikan perilaku dan nilai
3.       Memenuhi tuntutan peran.

v  PERAN à untuk memenuhi harapan orang lain. Jika tercapai maka akan mendapat penghargaan. Jika tidak tercapai maka akan tidak diterima.

v  Contoh perubahan konsep diri berhubungan dengan PERAN:
-          Tidak ada definisi tentang peran
-          Deficit fisik/emosional/kognitif yang menghambat penerimaan peran.
-          Keterbatasan untuk melakukan peran.
-          Ketidakmampuan menjadi ibu bagi seorang anak.
-          Kehilangan peran yang memuaskan.

v  Stressor PERAN
Sepanjang hidup, manusia mengalami perubahan peran. Perubahan tersebut antara lain:
·         Transisi perkembangan : perubahan normal berkaitan dengan pertumbuhan dan maturasi.
·         Transisi situasi : terjadi ketika orangtua, pasangan hidup, atau teman dekat meninggal atau orang pindah rumah, menikah, bercerai, atau ganti pekerjaan.
·         Transisi sehat sakit : gerakan dari keadaan sehat atau sejahtera ke arah sakit atau sebaliknya.

v  Macam Gangguan Peran
1.       Konflik Peran (Role Conflict)
·         Definisi: tidak adanya kesesuian harapan peran (Broadweel,1983). Keadaan dimana seseorang mengalami ketidaksesuaian harapan dalam satu peran atau lebih yang dipegang secara berkelanjutan.
·         Missal: wanita paruh baya punya anak remaja dan harus merawat orangtuanya di rumah. Konflik dapat terjadi jika harus berinteraksi bersamaan.
·         Jenis konflik peran:
a.       Konflik intrapersonal
è Terjadi jika satu orang atau lebih memiliki harapan yang berlawanan secara individu dalam menjalankan peran yang sama.
è Misal: ibu A dan ibu B memiliki perbedaan besar dalam cara menrawat anaknya.
b.      Konflik antarperan
è Terjadi jika tekanan/harapan yang berkaitan dengan satu peran melawan tekanan/harapan yang saling berkaitan.
è Missal: pria yang bekerja 10-12 jam sehari mungkin memiliki masalah jika istrinya menuntut dirinya berada dirumah bersama keluarga.
c.       Konflik personal
è Terjadi jika tuntutan peran melanggar nilai personal individu.
è Missal: perawat yang mendukung penyelamatan hidup dihadapkan pada klien yang menolak tindakan terapi penyembuhan.

2.       Ambiguitas Peran (Role Ambiguity)
·         Definisi: mencakup harapan peran yang tidak jelas. Keadaan dimana seseorang memiliki harapan peran yang tidak jelas dan merasa tidak mampu memprediksi hasil dari perilaku.
·         Ekspresi: menegangkan dan membingungkan.
·         Umumnya terjadi pada masa remaja
è Remaja mendapat tekanan dari orang tua, teman sebaya, orang dewasa, namun tetap dalam peran anak yang bergantung.
·         Atau terjadi pada situasi pekerjaan
è Suatu perubahan kompleks dan cepat, tuntutan organisasi.

3.       Ketegangan Peran (Role Strain)
·         Definisi: keadaan frustasi atau cemas secara umum yang disebabkan oleh stress konflik dan ambiguitas peran. Merupakan peepaduan konflik peran dan ambiguitas peran.
·         Ekspresi: perasaan frustasi karena merasa tidak sesuai dengan peran.
·         Berhubungan dengan stereotype peran gender:
è Wanita yang memegang posisi laki-laki dianggap tidak kompeten, kurang obyektif, kurang berpengetahuan. Sehingga wanita berkompetisi.
è Laki-laki yang memegang posisi wanita menghadapi bias gender, mempertanyakan maskulinitas mereka.
·         Peran sakit, berhubungan dengan:
a.       Konflik peran: harapan masyarakat (jaga dirimu) dengan harapan rekan kerja (harus menyelesaikan pekerjaan), menyyebabkan terjadinya ketegangan peran.
b.      Ambiguitas peran: orang sakit diharap ikut aktif agar cepat sembuh. Namun pada klien dengan sakit kronis, butuh waktu lama untuk sembuh.
·         Kelebihan beban peran:
è Jika seseorang individu tidak mampu memutuskan tekanan mana yang harus dipatuhi karena jumlah tuntutan yang banyak dan konflik prioritas.
è Harapan dari berbagai peran yang tumpah tindih.

1 comment: